Jumat, 17 November 2017

Kemah Alam dan Budaya

KEMAH ALAM DAN BUDAYA

LATAR BELAKANG
Kawasan Gunung Penanggungan atau sebutan lain Gunung Pawitra sebagian besar wilayahnya berada di Kabupaten Mojokerto dan sebagian lagi berada di Kabupaten Pasuruan.. Gunung Penanggungan / Pawitra adalah gunung Purba dengan ketinggian 1.600 m dpl.  Kata “PAWITRA” berasal dari Bahasa sansekerta yang artinya “SUCI”.
Kami meyakini bahwa kawasan gunung penangungan beserta hutan yang mengelilinginya adalah “TANDON AIR”. Hal ini dapat dibuktikan dengan sumber-sumber air yang keluar dari kaki gunung Penanggungan. Terdapat sumber air sebanyak 33 titik mata air yang tersebar di 4 (empat) penjuru mata angin.

Potensi sumberdaya alam dan potensi Budaya Gunung Penanggungan adalah :
a.      Hutan alam / lindung
b.      Hutan produksi
c.       Situs purbakala yang berada disepanjang lerengnya

PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang berpotensi merusak potensi sumberdaya alam dan budaya di Gunung Penanggungan adalah :
1.      Alih fungsi hutan lindung menjadi lahan tanaman musiman (ketela pohon, pisang, jahe, lombok, dll) oleh warga setempat,
2.      Perburuan satwa liar dihutan gunung Penanggungan,
3.      Jalur pendakian yang berpindah-pindah sehingga menciptakan jalur banjir baru,
4.      Sampah sisa kegiatan para pendaki,
5.      Jalur sepeda motor yang berpotensi menciptakan jalur banjir baru,
6.      Berkurangnya pepohonan endemik (gondang, ara/lo, bulu, kadutan, kluncing, dll) karena kegiatan pembabatan oleh warga setempat.
7.      Berkurangnya pepohonan produktif endemik (kemiri, kluwak, lerak, joho,Bendo dll) karena pembabatan dan perusakan.





TINDAKAN YANG DIPERLUKAN
Melalui kegiatan kemah alam dan budaya, tindakan yang perlu dan segera dilakukan adalah :
1.      Menggalang semangat generasi muda untuk terlibat secara langsung dalam upaya konservasi atau penghijauan secara rutin dan terus menerus,
2.      Menggalang keterlibatan para para pemerhati alam, pecinta alam agar ikut serta serius membangun kesadaran warga pinggiran hutan,
3.      Melakukan penyadaran warga pemanfaat hutan agar berperilaku cinta alam dan memanfaatkan hutan secara bijak dan lestari.

Kemah Alam dan Budaya menghadirkan generasi muda khususnya pelajar SMA atau sederajat, Pecinta alam, Seniman dan Budayawan. Semua pihak terkait agar bias berkumpul dan berfikir dalam rangka menjaga keberlanjutan alam dan mewujudkan tata kelola hutan yang lestari.

TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan Kemah Alam dan Budaya adalah :
1.      Memberikan pemahaman pada generasi muda dan pelajar tentang tata kelola hutan lindung yang lestari,
2.      Meningkatkan pengetahuan mengenai perlindungan ekosistem alam,
3.      Mengajak generasi muda dan pelajar untuk peduli terhadap alam semesta,
4.      Memberikan peluang dan kesempatan generasi muda dan pelajar dalam upaya pelestarian hutan lindung.

HASIL YANG DIHARAPKAN
Melalui kegiatan Kemah Alam dan Budaya, hasil yang ingin dicapai adalah :
1.      Menanamkan jiwa patriotisme generasi muda dan pelajar untuk bergerak dalam upaya perlindungan alam semesta,
2.      Menanamkan rasa peduli terhadap keseimbangan hutan lindung,
3.      Generasi muda dan pelajar siap bergerak dalam aksi penghijauan hutan lindung.

Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Kemah Alam dan Budaya dilaksanakan pada :
Hari                 : Sabtu – Minggu
Tanggal          : 25 s/d 26 November 2017
Tempat           : Bumi Perkemahan candi Jolotundo



Kelompok Sasaran
Kegiatan Kemah Alam dan Budaya diikutioleh :
ü  Kelompok-kelompok pemuda
ü  Kelompok-kelompok pelajar SMA dan sederajat
ü  Kelompok-kelompok pemerhati alam dan budaya
Diwilayah Kecamatan Trawas, Ngoro, Pungging dan Mojosari serta wilayah Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo serta Surabaya.

Perkiraan jumlah peserta :
1.      Pramuka SMA dan sederajat sebanyak : 100 siswa,
wilayah Kec. Trawas, Ngoro, Pungging dan Ngoro Kab. Mojokerto
2.      Pecinta alam, seniman dan budayawan sebanyak : 30 orang,
3.      Panitia sebanyak : 30 orang
4.      Undangan Umum 30 Orang

Pelaksana Kegiatan
Kegiatan Kemah Alam dan Budaya dilaksanakan oleh :
Pawitra Airlangga Sakta / PAS Lestari, Organisasi yang bergerak dalam bidang Pelestarian Sumberdaya Alam dan Kebudayaan.
Sekretariat PAS Lestari : Kampung Budaya Erlangga Djoyo
Alamat: Dsn. Biting RT. 05 RW. 07 Ds. Seloliman-Trawas-Mojokerto

Bekerjasama dengan
1.      Perum Perhutani KPH Pasuruan
2.      Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto

Demikian permohonan naras umber ini disampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

Ketua PAS Lestari




      MULYONO


Kamis, 09 November 2017

HIJAUNYA ALAM BERKUMANDANG

HIJAUNYA ALAM BERKUMANDANG

Tetap berkonsentrasi di kawasan hutan Gunung Penanggungan. Pas Lestari bersama PT YAKULT INDONESIA PERSADA menyambangi lereng Pawitra bagian utara. Tepatnya di Dusun Genting Desa Wotanmas Jedong Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Gunung purba bernama Pawitra sungguh indah jika dipandang dari utara khususnya kawasan Ngoro Industri Persada (NIP). Disepanjang kaki sampai lereng Nampak hijau, dan lebih keatas,mulai badan sampai puncak terlihat hijau saat musim hujan dan kuning saat kemarau. Itulah safana terbentang luas menyelimuti kawasan puncak Pawitra. Salah satu daya dukung kehidupan untuk kehidupan di lereng utara adalah : 1). Sumber Gapuro di Dusun Wotanmas Jedong, 2). Sumber Alas Segunting di atas Dusun Genting Desa Wotanmas Jedong. Sumber air ini menghidupi beberapa desa di bawahnya.
Bersama PT. YAKULT INDONESIA PERSADA, kami Pas Lestari mengajak selalu ingat dengan daya dukung kehidupan yang menghidupi kita. Tidak lain dan tidak bukan adalah HUTAN. Karena dengan adanya hutan, daya dukung keberlanjutan sumber air tetap terjaga untuk kehidupan.
Bersama PT.YAKULT INDONESIA PERSADA, kita kumandangkan hijaunya alam, hijaunya hutan, hijaunya gunung Penanggungan / Pawitra.
Seperti biasa, terlebih dahulu kita memperkenalkan lembaga, selanjutnya berbincang santai mengenai TATA KELOLA HUTAN LESTARI. Terjadi diskusi yang cukup hangat antara tim Pas Lestari dengan beberapa tokoh desa. Antara kegembiraan dan kekhawatiran.
Walaupun sebenarnya tata kelola hutan lestari bukanlah hal baru, namun menjadi menu baru bagi masyarakat pinggiran hutan.
Sambil menggelar panggung hiburan, kita galakkan cinta hutan setiap hari untuk keberlanjutan kehidupan. Kegiatan di tutup dengan atraksi kesenian tradisional pencak silat dan bantengan. Warga Dusun Genting antusias mengikuti kegiatan sampai selesai.
Terima kasih kepada Bapak Kepala Desa Wotanmas Jedong, Terima kasih kepada Bapak Kepala Dusun Genting, Terima kasih pada MUSPIKA Kecamatan Ngoro dan terima kasih kepada seluruh masyarakat Dusun Genting.