KEMAH KONSERVASI & BUDAYA
MENGHASILKAN DEMPLOT EKOSISTEM RESAPAN AIR
Ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari
kegiatan aksi tanam di Demplot Ekosistem Resapan Air pada Kemah Konservasi
& Budaya bulan November 2016 yang lalu.
Secara khusus hamper seluruh peserta masih belum faham
betul soal fungsi dan manfaat dari demplot yang digagas PAS Lestari. Secara
khusus pula, para peserta belum faham mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan pembuatan demplot ekosistem resapan air.
Tentunya membutuhkan proses dan waktu untuk meyakinkan
para pihak akan kepentingan demplot ekosistem resapan tersebut.
Ada hal lain yang ingin kami sampaikan terkait dengan
pelajaran berharga yang telah didapat pada saat aksi tanam. Peserta datang dari
4 kecamatan dan dari sekolah yang berbeda. Mayoritas lembaga pendidikan yang
mengikuti berasal dari Madrasah Aliyah (MA). Artinya lebih banyak yang berbasis
Islam. Namun kenyataanya, mereka begitu akrab dan saling mendukung antara satu
dengan yang lain. Antara peserta dan panitia juga terjalin keakraban yang luar
biasa.
Sekilas kami menyampaikan apresiasi yang luar biasa
atas keberhasilan para ulama mendeklarasikan Islam Nusantara. Yang mana, Islam
Nusantara mengajak umatnya untuk welas dan asih, mengedepankan keberagaman dalam
kebersamaan, pengertian dan lain-lain. Kenyataannya sekolah-sekolah yang
berbasis Islam juga begitu mengerti dengan alam dan mengedepankan kebersamaan.
Kembali ke topic semula, bahwa dengan kebersamaan yang
telah terbangun ini, PAS Lestari berkomitmen untuk menjahit antar sekolah di 4
kecamatan (Trawas, Ngoro, Pungging dan Mojosari) Kabupaten Mojokerto untuk
menjadi generasi muda yang cinta alam dan siap menjadi lascar konservasi hutan
lindung. Komitmen ini dilandasi atas dinamika keakraban, kebersamaan dan
semangat kerja yang tinggi saat proses aksi tanam. Medan menanjak, tebing yang
curam dilewati oleh seluruh peserta dengan mudah saja. Masing-masing peserta
aksi membawa sendiri bibit tanaman mulai dari bumi perkemahan sampai lokasi
demplot. Tentu memerlukan perjuangan yang keras untuk melakukannya. Belum lagi
beban bekal dan air minum yang mereka bawa. Benar-benar semangat pagi sampai
semangat siang. Dingin, nyamuk dan ketinggian menemani seluruh peserta menuju
lokasi.
Semoga pelajaran menarik ini tidak putus sampai disini
saja, akan tetapi terus menerus dilakukan, turun temurun dilakukan. Kita
berharap semangat kerja menjadi budaya generasi modern saat ini. Tekun, kompak
dan berani juga menjadi budaya generasi modern saat ini. Kita mengajak perserta
untuk riang gembira dalam melakukan aksi tanam. Dan bersyukur, metode kami
membuat aksi tanam dengan riang gembira dapat terwujud. Tanpa terasa 200 lebih
bibit tanaman hutan ditanam dengan tanpa terasa dengan tanpa keluh kesah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar