Kamis, 05 Januari 2017

Orasi MENYATAKAN DIRI SEBAGAI LASKAR ALAM Refleksi Awal Tahun 2017


MENYATAKAN DIRI SEBAGAI LASKAR ALAM

NUSANTARA,,,,,, begitu indah untuk diucapkan.  Begitu semangat saya mengutarakan. Begitu enaknya kata ini didengarkan. Rasa salut dan salam hormat siang malam, lahir dan batin saya haturkan pada para pendiri bangsa. Kami semua jadi penghuni tolol bukan karena kita melupakan karya budaya mu wahai para pendiri bangsa. Kita jadi rakyat goblok karena penerusmu wahai para pendiri bangsa.
NUSANTARA ,,,,,,, begitu nikmatnya untuk dikatakan. Begitu manis untuk dikenang. Salam hormatku untukmu para pendiri bangsa. Kita menjadi generasi plonga plongo bukan salah para pendiri bangsa. Orang tua kami sudah amanah merawat dan membesarkan serta mendewasakan. Orang tua saya Bapak dan Mak saya berwasiat ; sekolao nak cek iso moco lan nulis. Ucapan bapak dan mak saya laksanakan dengan sungguh-sungguh.
Lalu ,,,,, Apa yang terjadi ,,,,,,. Bener kata bapak dan makku setelah sekian tahun saya sekolah. TERNYATA BENAR, saya hanya bisa baca dan tulis. Tidak ada pelajaran budi pekerti, tidak ada pendidikan moral, tidak ada pendidikan spiritual. Bahkan tidak ada pendidikan sejarah negeriku.   
NUSANTARA ,,,,, saya adalah generasi kowah kowoh. Mau tak mau kau harus menerima kenyataan ini. Saya tidak pernah mendapatkan pendidikan politik, tiba-tiba saat usiaku 17 tahun, saya mendapat undangan nyoblos. Saya tidak pernah dikenalkan pada dunia politik, siaran berita radio, koran dan tv hanya berisi aktor politik. Siaran berita soal panggung sandiwara politik. Saya tidak tahu bagaimana negeriku ini berdiri, untuk apa didirikan, untuk siapa didirikan, siapa yang menyuruh mendirikan. Saya benar-benar tidak tahu. Negeriku katanya dijajah belanda tiga setengah abad, negeriku ini juga pernah dijajah jepang selama tiga setengah tahun. Sekarang dijajah siapa lagi? Berapa tahun?.
NUSANTARA ,,,,, adalah sebuah negeri yang luas. Hutan juga begitu luas, tambang juga luar biasa melimpah. Tambang besi, tambang timah, tambang tembaga dan tambang emas. Hutan ditebangi puluhan tahun, tambang di eksploitasi puluhan tahun. Bumi yang begitu luas, menghasilkan pangan yang luar biasa banyak, luar biasa melimpah. Penduduk negeri ini mayoritas petani, mayoritas pelaut. Pabrik-pabrik tiap hari berdiri. Lantas kemana hasilnya, lantas dibawa siapa hasilnya. Seharusnya seluruh warga negeriku ini sudah kaya raya semua. Hutan sudah ditebangi, sampai banjir dan longsor. Bumi sudah tidak karu-karuan karena penambangan. La kok belum kaya juga? Apa yang salah, dimana kesalahannya?. Jangan-jangan negeri kita ada penjajah lagi, jangan-jangan negeri kita pura-pura merdeka. Atau jangan-jangan negeri kita banyak setan nya. Jangan-jangan penuh dengan setan gundul yang suka nuyul, atau setan gondrong yang suka nggarong.
NUSANTARA ,,,,,,, saya membayangkan betapa semangatnya bersekolah, menimba ilmu setinggi tingginya. Karena sekolah gratis, pendidikan gratis. Saya membayangkan menjadi insan-insan yang sehat jiwa dan raga. Karena pengobatan gratis. Saya membayangkan bisa ber kreasi, mengasah keterampilan, membuat karya ilmiah, terbang menembus angkasa, berlayar menjelajahi bumi. Semuanya difasilitasi Negara. Uang hasil tambang untuk kesejahteraan rakyatnya, uang hasil hutan untuk kesejahteraan rakyatnya, uang hasil panen untuk kesejahteraan rakyatnya. Seandainya,,, sak embane,,, andai kata,,, jikalau,,,
Ternyata, tidak seindah yang kubayangkan. Hutan rusak, alam rusak bersamaan dengan rusaknya moral dan perilaku manusia. Hutan berubah jadi gundul, seperti setan gundul. Longsor, banjir menjadi hiasan hidup saat musim hujan. Kering, perebutan air, sawah puso, gagal panen menjadi hiasan saat musim kemarau. Kebakaran hutan susah dipadamkan karena kekurangan air, kebakaran lahan susah dipadamkan karana susah mencari air, kekurangan pasokan listrik karena krisis air. Inilah bencana alam, inilah yang dinamakan bencana alam. Kalau sudah begini,,, kita bisa apa? Kita mampu apa? Apakah berharap pada Tuhan? Apakah minta tolong Tuhan? Apakah pasrah pada Tuhan?
NUSANTARA,,, saya adalah manusia tolol yang tidak pernah sadar diri. Seperti cukong-cukong kayu, seperti tikus-tikus kantor, tikus-tikus proyek. Membabat hutan tanpa permisi pada Tuhan. Giliran kena bencana, memohon pertolongan Tuhan. Sama halnya para koruptor, giliran tertangkap bisa-bisanya minta tolong Tuhan. Enak tenan lambemu kalau berucap,,, jangan asal njeplak wong !!!
NUSANTARA,,, sengaja kritik ini ku ucapkan. Bukan hanya sekedar mengkritik pada orang-orang yang telah menghambat kemerdekaan negeri. Semata mengingatkan diriku agar tidak seperti yang para perusak alam lakukan. Semata mengingatkan diriku agar tidak seperti perilaku koruptor yang menyelewengkan uang negara untuk menggendutkan perutnya sendiri.    

Saya adalah penghuni nusantara, yang tak akan pernah tinggal diam negeriku digerogoti oleh kebodohan, ketololan penghuninya. Saya adalah rakyat jelata penghuni nusantara yang akan terus menggeliat. Saya rakyat jelata akan terus bergerak dan bergerak tiada patah semangat. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar